Cara Belajar Yg Efektif
des 20
Posted byabdul’adzim

1. Intention (Niat)
Dari fasilitas dictionary dari handphone Samsung S-5650 saat diketikkan
intention, muncul kalimat ‘Intention is an idea or plan of what you are going
to do’ yang bila di translate menggunakan indopreterpro intention adalah suatu
ide atau rencana dari apa yang kamu rencanakan. Dalam islam niat menurut
istilah syar’i adalah bermaksud kepada sesuatu yang disertai perbuatan. Jika
bermaksud kepada sesuatu tetapi tidak disertai perbuatan maka ini dinamakan
azzam. Imam Nawawi menjelaskan bahwa sabda Rasulullah shalallahu wa ‘alaihi wa
sallam Setiap amalan tergantung niatnya dibawa pada sihhatul a’mal (sahnya
amalan) atau tashhihul a’mal (pembenaran amal) atau qabulul a’mal (diterimanya
amalan) atau kamalul a’mal (sempurnanya amalan).
Dari Amirul
Mu’minin Abu Ha
fs ‘Umar ibnu Al-Khathab radhiyalallahu ta’ala ’anhu berkata:
“Saya mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Sesungguhnya setiap amalan tergantung niatnya, dan setiap orang
akan mendapat balasan amal sesuai dengan niatnya… (HR. Bukhari dan Muslim)
Sebagai ummat Islam tentu kita ingat beberapa hadits terkait menuntut ilmu,
diantaranya :
”Tuntutlah
ilmu dari masa buaian sampai menjelang masuk liang kubur”.
”Menuntut ilmu hukumnya wajib bagi setiap Muslim”.
”Siapa yang keluar rumah untuk menuntut ilmu maka ia berjuang fisabilillah hingga kembali ke rumahnya”.
”Menuntut ilmu hukumnya wajib bagi setiap Muslim”.
”Siapa yang keluar rumah untuk menuntut ilmu maka ia berjuang fisabilillah hingga kembali ke rumahnya”.
Kalau istilah pendidikan nasional belajar sepanjang hayat (Long Life
Education)
2. Read
(Membaca)
Tidak ada seorangpun menafikan betapa pentingnya aktivitas membaca di dalam
kehidupan. Membaca menjadi akar tunjang kekuatan seseorang individu, malah
sesuatu bangsa dan sesebuah negara. Dikatakan bahwa betapa kuat pun sistem
keamanan atau sistem ekonomi sebuah negara, pasti akan tumbang juga akhirnya
jika tidak didasari oleh ketinggian ilmu pengetahuan. Tahapan awal, sudah tentu
ilmu pengetahuan diperoleh melalui proses membaca.
Dituturkan
dari Aisyah Radhiyallahu Anhu, bahwa Awal permulaan wahyu yang datang kepada
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam ialah
berupa mimpi yang hakiki didalam tidur beliau. Beliau tidak melihat sesuatu
didalam mimpinya melainkan ada sesuatu yang datang menyerupai fajar subuh.
Kemudian beliau suka mengasingkan diri. Beliau menyendiri di gua Hira’ dan
beribadah disana, hingga datang kebenaran tatkala beliau sedang berada di gua
Hira’. Malaikat mendatangi beliau seraya berkata, “BACALAH!” berikut penutura beliau,“Aku tidak bisa membaca” Dia ( malaikat Jibril )
memegangiku dan merangkulku hingga aku merasa sesak. Kemuadian melepaskanku,
seraya berkata lagi, “BACALAH!” Aku menjawab, “Aku tidak bisa membaca.”
Dia memegangiku dan merangkulku hingga ketiga kalinya hingga aku merasa
sesak, kemudian melepaskanku, lalu berkata,
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
خَلَقَ الإنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ
اقْرَأْ وَرَبُّكَ الأكْرَمُ
الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ
عَلَّمَ الإنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
خَلَقَ الإنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ
اقْرَأْ وَرَبُّكَ الأكْرَمُ
الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ
عَلَّمَ الإنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
“Bacalah
dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia
dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar
(manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang
tidak diketahuinya.” ( Al-Alaq : 1 – 5 )
Dari “Wawasan Qur’an” karangan Quraish Syihab, makna kata “Iqra” terambil
dari akar kata yang berarti menghimpun. Dari menghimpun lahir aneka makna
seperti menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu,
dan membaca teks tertulis maupun tidak. Wahyu pertama itu tidak menjelaskan apa
yang harus dibaca, karena Al-Qur’an menghendaki umatnya membaca apa saja selama
bacaan tersebut ‘bismi Rabbik’, dalam arti bermanfaat untuk kemanusiaan. ‘Igra”
berarti bacalah, telitilah, dalamilah, ketahuilah ciri-ciri sesuatu; bacalah
alam, tanda-tanda zaman, sejarah, maupun diri sendiri, yang tertulis maupun
yang tidak. Alhasil, objek perintah iqra’ mencakup segala sesuatu yang dapat
dijangkaunya.
Menulusuri pandangan Al-Qur’an tentang ilmu pengetahuan dan teknologi,
mengundang kita menengok sekian banyak ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang
alam raya. Menurut sebagian ulama, terdapat sekitar 750 ayat Al-Qur’an yang
berbicara tentang alam materi dan fenomenanya, dan yang memerintahkan manusia
untuk mengetahui dan memanfaatkan alam ini. Secara tegas dan berulang-ulang
Al-Qur’an menyatakan bahwa alam raya diciptakan dan ditundukkan Allah untuk
manusia (45:13). Penundukkan tersebut-secara potensial-terlaksana melalui
hukum-hukum alam yang ditetapkan Allah dan kemampuan yang dianugerahkan-Nya
kepada manusia.
Di tingkatan sekolah, telah terbukti bahawa aktivitas dan kebiasaan membaca
di kalangan pelajar telah melahirkan individu yang berprestasi dalam berbagai
aspek. Prestasi mereka tidak hanya pada bidang akademik saja, tetapi berperan
langsung langsung terhadap keterampilan dan kepribadiannya. Dan bagi sekolah
yang telah membiasakan anak didiknya membaca ikut meningkat prestasinya
3.
Record (rekam)
Merekam dalam memori otak kita segala sesuatu yang telah kita rasa, lihat,
dan dengar. Banyak ragam untuk merekamnya diantaranya adalah daya ingat bisa
dilatih dengan membiasakan diri untuk menulis. Hal ini mungkin sudah sering
perbincangkan. Ketika anda dulu di bangku sekolah, anda selalu diminta mencatat
apa yang diterangkan oleh Bapak dan Ibu Guru. Tujuannya tentu saja agar anda
bisa mengulang lagi apa yang diajarkan pada hari itu, dan agar anda mampu
mengingat kembali pelajaran tersebut.
Bagaimana dengan anda, apakah anda termasuk orang yang rajin
menulis/mencatat informasi yang anda dengar. Apakah ketika di bangku
sekolah/kuliah dulu catatan anda menjadi referensi utama bagi teman-teman anda
di sekolah?, atau justru anda menjadi pelanggan tetap dari teman anda yang
rajin mencatat?.
Meskipun menulis dapat membantu melatih ingatan kita, namun nyatanya masih
banyak dari kita yang menulis justru dengan tujuan untuk melupakannya.
Maksudnya begini, ketika anda mendengarkan pelajaran/kuliah/seminar atau
informasi apapun yang menurut anda penting untuk diingat, anda akan mencatat
informasi tersebut dengan harapan bahwa anda tidak perlu lagi mengingat
informasi yang baru saja anda dengar. Jika yang terjadi adalah seperti yang
disebutkan diatas, maka manfaat dari menulis menjadi tidak ada lagi. Justru
sebaliknya, kegiatan menulis tersebut menjadi musuh baru bagi ingatan anda.
Mulailah dengan menulis hal-hal kecil di sekitar anda. Mulailah untuk menulis
diary atau semacamnya untuk mengetahui seberapa besar ingatan anda terhadap apa
yang anda alami seharian ini. Jangan sepelekan efek dari menulis. Meskipun ini
salah satu teknik paling sederhana, manfaat yang akan anda dapatkan bisa
menjadi sangat luar biasa.
Membaca itu memperkaya ide dan memperbanyak perbendaharaan kosakata yang
ada dalam pikiran kita. Sedangkan menulis adalah kegiatan menuangkan ide dan
mengeluarkan kosa kata dalam benak pikiran kita. Maka mulailah dnegan banyak
membaca dan membaca, apa saja yang anda sukai untuk dibaca. Dengan demikian
semakin banyak membaca, semakin banyak ide dan semakin banyak perbendaharaan
kosakata, sehingga semakin mudah menuangkannya dalam tulisan.
4.
Review (ulasan)
Dari words
definition artikata.com didapatkan mengulas berarti
memberikan penjelasan dan komentar, menafsirkan (penerangan lanjut, pendapat),
mempelajari (menyelidiki) sedangkan ulasan adalah
kupasan, tafsiran atau komentar. Untuk visual arti kata ulasan sebagai berikut.
5.
Repeat (mengulang-ulang)
Salah satu ciri lembaga pendidikan unggul adalah adanya perhatian
pada sisi hafalan, praktek mengajar sebagai penunjang hafalan dan pengembangan
dari ilmu yang pernah di dapat, proses belajarnya dilakukan secara bertahap dan
dalam waktu yang cukup dan memadai, metode yang dipakai harus dengan cara
pengulangan secara terus menerus metode pengajarannya membekas dalam diri
pelajar, perhatian terhadap pendidikan ruhaniyah, fikriyah, jismiyah, nafsiyah.
Banyak orang mengira bahwa mengulang dan menghafal pelajaran akan membuat otak
tidak berkembang dan tumpul, karena tidak dilatih untuk berpikir. Pernyataan
tersebut tidaklah benar, karena sejarah membuktikan bahwa hafalan dan
pengulangan ternyata mempunyai kekuatan yang sangat luar biasa.
Hal ini telah diakui para ahli, sebut saja Negara Jepang yang terkenal
dengan kemajuan teknologinya. Orang-orang besar mereka di dalam mendidik anak
buahnya ternyata menggunakan teori pengulangan dan hafalan. Teori pengulangan
tersebut dikenal dengan teori ( Repetitive Magic Power ) yang berarti kekuatan
ajaib dalam pengulangan. Di Jepang pola ini diterapkan, di mana para instruktur
mewajibkan para siswa eksekutifnya untuk mengucapkan kalimat ‘ saya juara “
seratus kali dalam sehari selama masa latihan. Dan ini dimaksudkan untuk
menjaga energi agar tidak hilang.
Rahasia keberhasilan PT Matsushita Kotobuki Elektronik Indonesia , cabang
dari PT Matsushita di Jepang yang di pimpin oleh pendirinya Konosuke Matsushita
yang telah menginfakkan dari uang saku pribadinya sebanyak 291 Juta USD dan 99
Juta USD dari kas perusahaanya untuk kemanusiaan. Perusahan ini mempunyai
karyawan yang berjumlah 6000 orang. Ketika apel pagi, mereka semua diwajibkan
untuk selalu membaca dan mengulang-ulang prinsip, yaitu :
1. Untuk selalu berbakti kepada Negara melalui industri.
2. Untuk selalu berlaku jujur , terpercaya dan adil
3. Untuk selalu bekerjasama dengan keselarasan
4. Untuk selalu ramah tamah dan kesatria
5. Untuk selalu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.
6. Untuk selalu bersyukur dan berterimakasih.
2. Untuk selalu berlaku jujur , terpercaya dan adil
3. Untuk selalu bekerjasama dengan keselarasan
4. Untuk selalu ramah tamah dan kesatria
5. Untuk selalu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.
6. Untuk selalu bersyukur dan berterimakasih.
Stephen R. Covey penah mengatakan tentang fungsi kebiasan dan
mengulang-ulang suatu perbuatan :
“ Taburlah
gagasan , petiklah perbuatan, taburlah perbuatan petiklah kebiasaan, taburlah
kebiasaan , petiklah karakter, taburlah karakter, petiklah nasib .
William James, seorang ahli psikologi Amerika mengatakan bahwa apa saja
yang anda lakukan 45 kali berturut-turut, maka akan menjadi kebiasaan. Menurut
Doug Hooper Angka 45 tersebut sangatlah logis. Begitu juga para guru dari Timur
telah menjelaskan kebiasaan dengan cara sbb : Kesinambungan suatu pemikiran
atau tindakan dalam suatu jangka waktu akan menyebabkan terbentunya sebuah
alur, atau saluran di dalam otak. Orang mengatakan bahwa otak itu mirip tanah
liat, tempat suatu alur mudah terbentuk. Begitu hal itu terjadi, pemikiran
seseorang secara alami akan terus mengalir melalui arah tersebut, sebab hal itu
merupakan garis dengan perlawanan yang paling kecil. Tindakannya dilakukan
mengikuti bawah sadar atau otomatis. Setelah anda keluar dari “ alur “ atau “
saluran “ lama , maka pikiran anda secara alami akan mengalir melaului saluran
yang baru, sementara saluran yang lama berangsung- angsur hilang.[6]
Para santri yang terbiasa belajar dengan cara menghafal dan
mengulang-ulang, bahkan kadang secara marathon dan sungguh –sungguh,
ketika lulus dan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi ternyata
tidak ketinggalan juga. Bahkan dalam mengikuti Ujian yang bertaraf nasionalpun
mereka mampu bersaing dengan alumnus-alumnus lembaga pendidikan non pesantren.
Menurut teori belajar Herbart ( 1776-1841 ), inti belajar, di samping
pemebrian tanggapan yang jelas, ialah pengulangan yang bertujuan untuk
memasukkan sesering mungkin ke dalam kesadaran. Pentingnya kebiasaan mengulang
suatu pelajaran, akan terlihat jelas juga, ketika anda belajar menyetir mobil
atau mengendarai sepeda motor untuk pertama kalinya. Barangkali anda sudah tahu
tentang teorinya, hanya karena anda tidak pernah mengulangnya kembali, atau
tidak membiasakan diri untuk memakainya, maka anda akan terasa canggung dan
asing, ketika mencobanya kembali.
Dalam suatu hadits disebutkan :
Diriwayatkan
dari Anas ra, bahwasanya Rosulullah saw jika berbicara suatu masalah
diulanginya sampai tiga kali, agar bisa dipahami. “ ( HR
Bukhari, no : 95 )
Berikut ini adalah perkataan beberapa ulama tentang hafalan dan
pengulangannya :
1. Imam Zuhri dan
Hasan Basri berkata : “ Ilmu itu menjadi hilang karena lupa dan tidak pernah
diulang-ulang. “
2. Abdurrahman
ibnu Abi Laila berkata : “ Sesungguhnya cara menghidupkan hadist adalah dengan
selalu mengulangi-ulanginya kembali. “
3. Al-Ashma’I
pernah ditanya tentang hafalannya yang kuat, padahal teman-temannya sudah lupa,
beliau menjawab : “ Ya, karena saya sering mengulangi-ulanginya, sedang mereka
tidak mau mengulang-ulanginya kembali. “
4. ( السبق حرف والتكرار ألف) “ Membaca cepat sama bagikan membaca satu huruf, sedang mengulang-ulang sama
dengan membaca seribu huruf. “
5. ( حفظ حرفين خير من سماع وِقْرَيْن ، وفهم حرفين خير من حفظ سطرين)“ Menghafal dua huruf lebih baik dari mendengar dua gendongan buku, memahami
dua huruf lebih baik dari menghafal dua baris “
Berapa banyak orang yang pernah menghafal Al Qur’an dan mendapatkan Ijazah
sebagai sorang hafidh atau hafidhah, karena tidak diulang-ulang kembali,
ditambah dengan kesibukannya pada urusan lain, akhirnya Al Qur’an kembali
menjadi asing baginya, seakan-akan dia belum pernah menghafalnya sama sekali.
Diantara fungsi hafalan adalah sebagai berikut :
1. Pengetahuan yang dihafal, akan tetap berada dalam otak kita.
2. Mampu mengeluarkan hafalannya setiap saat dengan mudah.
3. Bisa memanfaatkan waktu untuk belajar ilmu lain, selain yang sudah dihafal.
4. Manfaat hafalan juga akan terlihat dengan jelas, ketika bukunya hilang, atau lampunya tiba-tiba mati pada malam hari, atau tiba-tiba ia buta.
5. Bisa memanfaatkan waktu dengan mengulangi hafalannya dimanapun ia berada, ketika sedang menyetir mobil, naik kendaran, sedang di atas pesawat, atau sedang menunggu orang di tengah jalan, bahkan ketika sedang berdiri dalam antrian yang panjang.
2. Mampu mengeluarkan hafalannya setiap saat dengan mudah.
3. Bisa memanfaatkan waktu untuk belajar ilmu lain, selain yang sudah dihafal.
4. Manfaat hafalan juga akan terlihat dengan jelas, ketika bukunya hilang, atau lampunya tiba-tiba mati pada malam hari, atau tiba-tiba ia buta.
5. Bisa memanfaatkan waktu dengan mengulangi hafalannya dimanapun ia berada, ketika sedang menyetir mobil, naik kendaran, sedang di atas pesawat, atau sedang menunggu orang di tengah jalan, bahkan ketika sedang berdiri dalam antrian yang panjang.
Rosulullah saw sendiri menganjurkan siapa saja yang sudah menghafal Al
Qur’an agar selalu mengulangi-ulangi terus .
تعاهدوا هذا القرآن ، فو الذي نفس محمد بيده لهو أشد تفلتا من الإبل في عقلها
“ Teruslah mengulangi ulang hafalan Al Qur’an, demi Dzat Yang jiwaku
di tangan-Nya , hafalan Al Qur’an itu lebih mudah lepas daripada unta yang
diikat. ( HR Bukhari dan Muslim )
6.
Refreshing (penyegaran kembali)
Setelah aktivitas membaca, menulis, mengulas, mengulang-ulang maka perlu
otak kita, jasmani dan rohani kita di refresh (disegarkan) kembali sehingga
terasa nyaman dan ringan, sehat dan terasa baru.
Anjuran ahli komputer, sesering mungkin saat kita bekerja kita mengklik
refresh agar komputer kita lancar di ajak bekerja karena selalu dalam keadaan
‘segar’ walaupun panas. Jasmani kita akan lelah kalau tidak istirahat sehingga
memerlukan ‘refreshing’ atau penyegaran kembali dengan istirahat atau aktivitas
ringan yang menyenangkan. Demikian juga rohani kita perlu penyegaran minimal
sebanyak 5 kali dalam sehari melalui shalat dan bisa lebih dari itu melalui
ibadah lain yang ikhlas kita lakukan.
0 komentar:
Posting Komentar