Budaya Menahan Pintu dan Fenomena Fisikanya


Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah lepas dari penerapan ilmu fisika. Ilmu fisika seperti sudah melekat dalam diri manusia. Sekalipun itu tidak disadari semua orang. Hanya segelintir orang yang mengerti bahwa kejadian kejadian yang dialaminya merupakan penerapan ilmu fisika.

Penulis membawakan contoh penerapan ilmu fisika dalam membuka pintu. Lebih spesifiknya adalah pintu-pintu yang ada ada pasar swalayan. Pintu tersebut dibuka dengan ditarik dan atau didorong kemudian akan otomatis menutup kembali dengan sendirinya. Pintu tersebut diberi pegas pada engselnya sehingga apabila ditarik ataupun didorong akan kembali pada posisi semula.

Yang penulis ambil penerapan fisikanya pada hal tersebut bukanlah pegas pada pintu tersebut, melainkan pada gaya yang diperlukan untuk membuka pintu. Melihat budaya barat yang selalu menahan pintu untuk tetap terbuka sambil menoleh ke arah belakang apakah ada orang lain yang akan melewati pintu itu ataukah tidak. Apabila ada orang di belakangnya yang akan melewati pintu tersebut, maka orang tersebut akan menahan pintu agar tetap terbuka hingga orang yang di belakangnya meraih pegangan. Atau jika tidak ada orang di belakangnya baru ia lepaskan pintu tersebut.

Berbeda dengan budaya di Indonesia yang mana orang-orang Indonesia langsung melepaskan begitu saja pintu setelah membukanya. Padahal tenaga yang dibutuhkan untuk menahan pintu agar tetap terbuka lebih ringan daripada membukanya dari awal. Karena gaya untuk menahan pegas lebih kecil daripada gaya untuk menarik pegas.

0 komentar:

Posting Komentar